Indonesia Kejar Kemandirian Bahan Baku Tradisional

lensareportase.com, Kekayaan sumber daya hayati Indonesia merupakan sumber daya yang potensial di bidang farmasi yang selama ini belum dimanfaatkan sepenuhnya. Besarnya ketergantungan industri farmasi nasional terhadap bahan baku impor merupakan tantangan tersendiri dalam mencapai ketahanan kesehatan nasional.

Demikian yang disampaikan Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dr. Dra. Lucia Rizka Andalusia, Apt, M.Pharm, MARS dalam Business Matching P4TO-PED dengan Industri dan Usaha bidang obat tradisional dan kosmetika, pada Rabu (24/8) di Bali.

Dirjen Dr. Rizka mengatakan keragaman hayati tanaman, mikroorganisme, dan biota laut berkolerasi langsung dengan keragaman kimia yang memiliki potensi yang sangat besar bagi pengembangan obat.

“Hal ini diharapkan dapat menjadi peluang untuk mengurangi impor bahan baku dan menghasilkan substitusinya terutama bagi bahan baku natural asli Indonesia,” ujar Dirjen Dr Rizka pada pembukaan Business Matching di Bali, Rabu (24/8).

Kementerian Kesehatan telah merintis pengembangan kemandirian bahan baku sediaan farmasi untuk mewujudkan kemandirian bahan baku natural. Rintisan ini dilakukan melalui fasilitasi peralatan Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat (P4TO) sejak tahun 2012 dan Pusat Ekstrak Daerah (PED) kepada 3 daerah.

Untuk mencapai tujuan tersebut, hari ini dilaksanakan ‘Business Matching P4TO-PED dengan Industri dan Usaha bidang obat tradisional dan kosmetika’.

Kegiatan ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan dalam rangka mempertemukan lintas sektor meliputi industri sebagai produsen, akademisi sebagai sarana pusat penelitian, dan juga daerah penerima P4TO dan PED sebagai penyedia Bahan Baku Natural (BBN) terstandar agar dapat melakukan kerja sama yang potensial.

Output yang diharapkan yaitu terjadi sinergitas lintas sektor dalam penyediaan bahan baku maupun produk yang terstandar untuk mendukung kemandirian bahan baku natural. Kemudian outcome dari kegiatan ini diharapkan adanya kerja sama antara P4TO dan PED dengan industri dan usaha bidang obat tradisional dan kosmetika dalam penyediaan BBN terstandar.

Baca Juga :  Dasawarsa UU Desa, Wujudkan Belasan Ribu Desa Mandiri

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada akademisi, peneliti, Industri dan manufaktur bidang obat tradisional dan kosmetika, praktisi di fasilitas pelayanan kesehatan serta Pemangku kepentingan lintas sektor terkait.

Peserta yang terlibat dalam business matching ini antara lain :

Daerah Penerima Fasilitasi Peralatan P4TO dan PED

1. P4TO-PED B2P2TOOT Tawangmangu

2. P4TO-PED Kota Pekalongan

3. P4TO Materia Medica Batu

4. P4TO Kabupaten Bondowoso

5. P4TO Bali (Kabupaten Karangasem, Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Bangli)

6. P4TO Kalimantan Tengah

7. P4TO Kabupaten Bandung

8. P4TO Kabupaten Karanganyar

Pimpinan Industri (masing-masing perwakilan 1 orang)

1. PT. Bintang Toedjoe

2. PT. Dexa Medica

3. PT. Karya Oles Pak Tokcer

4. UD. Sariputra Abdi Makmur

5. Industri Kosmetika Pak Tokcer

6. UD. Padma Medikal Husada

7. CV. Tirta Usada

8. CV. Nadis Herbal

9. PT. Varash Indonesia Jaya

10. PT. Tamba Sanjiwani

11. PT. Kommit Sejahtera

12. PT. Vision Bali

13. UD. Kerta Bumi Herbal

14. PT. Mulia Ayurvedic Sanjiwani

15. UD. Sariputra Abdi Makmur

16. UD. Belog Tiwas

17. CV. Bulhar Bugar

18. PT. Nekhawa

19. PT. Bali Tangi

20. PT. Alam Puri

21. CV. Taru Bali

22. PT. Urban Asia Industri

23. PT. Supa Dupa Spice

24. PT. Mogie Taksu Sejahtera

25. CV. Boreh Bali.

Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik

Related posts