KAB.BOGOR – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap semakin menyusutnya lahan pertanian produktif di Indonesia. Menurut data Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Indonesia kehilangan sekitar 150.000 hektar lahan pertanian setiap tahunnya. (27/12/2024)
Muhammad Zidan, dalam sebuah pernyataan, mengatakan, “Penyusutan lahan pertanian ini merupakan ancaman serius bagi ketahanan pangan nasional. Kita harus segera mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah ini.”
HMI mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah strategis dalam rangka melindungi dan meningkatkan produktivitas lahan pertanian, serta mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap pentingnya ketahanan pangan.
Problematika Fundamental
Salah satu masalah mendasar dalam sistem pangan nasional adalah penyusutan lahan pertanian produktif. Data dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang menunjukkan bahwa Indonesia kehilangan sekitar 150.000 hektar lahan pertanian setiap tahunnya akibat alih fungsi Lahan. Fenomena ini terutama terjadi di Pulau Jawa yang merupakan lumbung pangan nasional, di mana urbanisasi dan industrialisasi berlangsung sangat masif. Konsekuensinya, kapasitas produksi pangan nasional mengalami tekanan yang signifikan.
Inovasi dan Keberlanjutan
Aspek inovasi dan keberlanjutan perlu menjadi perhatian khusus dalam transformasi sistem pangan. Pengembangan varietas tanaman yang adaptif terhadap perubahan iklim melalui riset bioteknologi perlu dipercepat. Balitbangtan telah menghasilkan beberapa varietas padi yang tahan kekeringan dan banjir, namun adopsinya di tingkat petani masih terbatas. Diversifikasi pangan menjadi strategi penting lainnya dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Pengembangan pangan lokal seperti sagu di Maluku dan jagung di Gorontalo telah menunjukkan hasil positif dalam mengurangi ketergantungan terhadap beras. Inovasi pengolahan pangan lokal juga perlu didorong untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk.(*)