Lebih lanjut Gus Halim mengatakan, kegiatan tanggap bencana pada level desa merupakan sebuah keniscayaan. Menurutnya, masalah bencana selalu ada di mana pun, di semua level. Bahkan, banyak bencana justru itu ada di level desa.
Namun kata Gus Halim wilayah-wilayah desa butuh penanganan yang agak masif dalam pada sisi mitigasi. Selain itu, jika bicara bencana, jangan hanya mengasosiasikan pada bencana alam, tapi juga bencana non-alam dan bencana sosial.
Oleh karena itu, Ia berharap agar penanggulangan bencana dapat dimulai dari mitigasi dan tidak hanya fokus kepada bencana alam, tapi juga bencana non-alam dan bencana sosial.
Mitigasi dalam hal ini adalah bagaimana memberikan satu pemahaman yang utuh kepada masyarakat tentang situasi yang memungkinkan terjadinya bencana, sehingga ketika ada situasi-situasi yang seperti itu, warga masyarakat langsung menyiapkan evakuasi termasuk jalur evakuasinya.
“Nah, Destana ini akan sangat strategis posisinya di Diwek ini, bukan hanya membayangkan atau mengantisipasi terjadinya kebakaran, terjadinya angin puting beliung dan mengantisipasi berbagai hal. Memang kunci utama di dalam penanganan bencana itu adalah mitigasi. Nah saya berharap juga ada mitigasi bencana sosial, misalnya bagaimana pengawasan masyarakat terhadap lingkungan pesantren,” ungkapnya.
Sebagai informasi, kegiatan ini dihadiri oleh seluruh kepala desa dan sekretaris desa se-kecamatan Diwek. Selain itu, juga dihadiri jajaran Forkopimda Kabupaten Jombang serta warga masyarakat Kecamatan Diwek. (*)