Dialog Publik 1, Persiapan Indonesia Menuju Konferensi Stockholm +50 di Swedia

lensareportase.com, Menuju Konferensi Stockholm +50 tahun di Stockholm Swedia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama Kementerian Luar Negeri, United Nations Development Programme, Kedutaan Besar Swedia, Kantor Kepala Perwakilan PBB di Indonesia, dan UNEP melakukan tiga dialog publik untuk membahas pembelajaran Indonesia dalam memajukan agenda lingkungan hidup dan mengatasi pandemi Covid-19 melalui program yang berkelanjutan dan inklusif.

Dialog Publik pertama dengan mengangkat tema “Merefleksikan Kebutuhan Mendesak Untuk Aksi Mencapai Planet Yang Sehat Dan Kemakmuran Bersama” diselenggarakan secara virtual di Jakarta pada Jumat (22/4/2022). Dialog publik ini juga akan memberi masukan terhadap agenda utama Indonesia dalam mengimplementasikan agenda lingkungan hidup global, dan mengumpulkan pandangan pemangku kepentingan tentang solusi inovatif dan komitmen yang lebih berani untuk mencapai planet yang sehat untuk kemakmuran bersama.

Pada kesempatan tersebut, Menteri LHK, Siti Nurbaya mengatakan Stockholm +50 menjadi momentum untuk merefleksikan perjalanan 50 tahun komunitas lingkungan global dalam menjawab berbagai tantangan pembangunan dan lingkungan hidup.  Peringatan Stockholm +50 juga  akan memberi kesempatan bagi para pemimpin dunia untuk memanfaatkan 50 tahun aksi lingkungan multilateral untuk mencapai tindakan berani dan mendesak yang diperlukan untuk mengamankan masa depan yang lebih baik di planet yang sehat.

Pada saat ini, posisi Indonesia dalam merespons isu lingkungan hidup dunia, bukan yang berada di belakang atau tertinggal. Kita berada di tengah dan mungkin menuju depan dalam mentaati konvensi dunia, dalam rangka upaya mengatasi masalah-masalah lingkungan.

“Kita akan terus bekerja untuk mencapai hal-hal yang baik bagi Warga Negara Indonesia sesuai amanat UUD dan bagi dunia sejalan dengan komitmen Indonesia pada konvensi-konvensi dunia dan kita laksanakan secara bertanggung jawab. Oleh karena itu sekali lagi  saya tegaskan bahwa Indonesia  menyambut sangat baik langkah-langkah dan prakarsa Agenda Stockholm +50,” kata Menteri Siti.

Baca Juga :  Capaian Kinerja Kejaksaan RI Sepanjang Januari s/d Desember 2022

Topik dialog pertama kali ini memiliki momen yang tepat, dimana pada saat ini negara-negara di dunia dapat bersama-sama bangkit kembali dari kondisi pandemi Covid-19. Ada pembelajaran disana dan ada kewaspadaan-kewaspadaan yang masih harus tetap dijaga  dan harus ada safe guard atas berbagai  kebijakan dan langkah yang diambil. Dialog publik ini juga sejalan dengan agenda Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 dengan tema “Recover Together, Recover Stronger”.

“Kebersamaan menghadapi pandemi Covid-19 menuju keseimbangan kehidupan baru dunia,  mengamanatkan kepada Indonesia untuk memimpin proses pemulihan,  tidak hanya dari sisi kesehatan dan perekonomian, tetapi dengan menginternalisasikan aspek lingkungan dan perubahan iklim. Indonesia ingin mengajak seluruh dunia untuk bahu membahu, saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan,” jelas Menteri Siti.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kerjasama Multilateral Kemenlu Ad Interim, Ibnu Wahyutomo lewat momentum dialog pertama ini menegaskan komitmen dan posisi Indonesia sebagai Champion bagi lingkungan hidup. Saat ini Indonesia terus bergerak menuju perubahan pola hidup berkelanjutan.

“Saya berharap dialog hari ini akan memberikan kontribusi nyata bagi Indonesia bagi proses internasional yang sedang berlangsung. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Swedia dan semua pihak yang telah menyelenggarakan dialog publik pada hari ini,” katanya.

Selanjutnya, Kepala Perwakilan UNDP di Indonesia, Norimasa Shimomura menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Indonesia yang secara intensif menanggapi berbagai tantangan global, dan UNDP mendapat kehormatan untuk mendampingi upaya Indonesia.

“Di bawah kordinasi KLHK dan bekerja sama dengan banyak kementerian lain, UNDP mendukung upaya untuk mencapai FOLU NET SINK 2030 melalui inisiatif redd+ yang didanai oleh Green Climate Fund,” ungkapnya.

Selain itu, Kepala Perwakilan PBB di Indonesia, Valerie Julliand menjelaskan planet yang sehat dan kehidupan yang sejahtera adalah hak dan tanggung jawab setiap orang. Inilah saatnya untuk bersatu, memecahkan tantangan yang saling terkait pada nilai-nilai kepercayaan dan solidaritas satu sama lain.

Baca Juga :  Perkuat Kemandirian Umat, Wapres Harapkan DDII Tingkatkan Peran di Sektor Pendidikan dan Ekonomi

“Nilai-nilai tersebut sebenarnya tertulis dalam agenda kita bersama. Agenda aksi PBB yang dirancang untuk mempercepat kerja sama global, dan menata kembali jaringan inklusif, dan multilateralisme yang efektif. Kita membutuhkan nilai-nilai ini untuk membangun kembali dunia kita dan untuk menjamin masa depan yang lebih baik, masa depan yang lebih berkelanjutan bagi semua orang dan planet kita,” jelasnya.

Kemudian, Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Marina Berg menyampaikan pertemuan Stockholm 50+ bertujuan untuk memobilisasi komunitas global untuk meningkatkan aksi lintas sektor untuk mempercepat implementasi target iklim global.

“Urgensi untuk menghentikan perubahan iklim adalah kenyataan. Untuk mencapai ini, bagaimanapun kita membutuhkan keterlibatan semua pihak,” kata Marina.

Pada dialog pertama kali dilakukan diskusi yang dimoderatori oleh Penasihat Senior Menteri LHK, Soeryo Adiwibowo. Hadir sebagai pembicara pertama yaitu, Dosen FISIP Universitas Indonesia, Imam B. Prasodjo membahas topik “Mengubah Hubungan Kita dengan Alam”. Pembicara kedua yaitu Direktur Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3, KLHK, Rosa Vivien Ratnawati membahas topik “Memproduksi dan Mengkonsumsi Secara Berkelanjutan dan Menanggulangi Polusi”. Pembicara ketiga yaitu Koordinator Institut Hijau Indonesia, Chalid Muhammad membahas topik “Keadilan, Inklusi dan Pemerataan Kesejahteraan Antar Generasi”.

Stockholm+50 merupakan konferensi lingkungan hidup internasional pertama yang mengeksplorasi hubungan antara pertumbuhan ekonomi, polusi udara, air, dan lautan dan kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia. Lima dekade tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 2 dan 3 Juni 2022, akan diselenggarakan Stockholm+50: planet yang sehat untuk kemakmuran bersama – tanggung jawab kita, peluang kita untuk memperingati 50 tahun konferensi tersebut. Acara ini juga dirancang untuk membantu mempercepat implementasi tujuan pembangunan berkelanjutan selama dekade aksi termasuk melalui pemulihan berkelanjutan dari pandemi COVID-19.

Baca Juga :  Catat, Ini Alur Pergerakan Jemaah Haji Indonesia saat Puncak Haji Armina

Pada Stockholm+50 akan diselenggarakan tiga Dialog Kepemimpinan. Dialog kepemimpinan 1 dengan tema “Merefleksikan kebutuhan mendesak akan perlunya aksi untuk mencapai planet yang sehat dan kemakmuran bersama”; Dialog kepemimpinan 2: “Mencapai pemulihan yang berkelanjutan dan inklusif dari pandemi COVID-19”; dan Dialog kepemimpinan 3: “Mempercepat implementasi dimensi lingkungan hidup pembangunan berkelanjutan dalam konteks dekade aksi dan penyelenggaraan pembangunan berkelanjutan”. Pada saat itu, Indonesia akan menjadi co-host Dialog Kepemimpinan 2 di Stockholm.*

 

Biro Hubungan Masyarakat KLHK

Related posts