Cubit Pipi Bayi Karena Gemas Ternyata Bisa Berbahaya, Ini Sebabnya

lensareportase.com, Cubit pipi bayi karena gemas bisa menjadi sarana penularan penyakit, mulai dari pilek, dermatitis, hingga Covid-19. Karena itu, orang tua berhak menolak jika ada orang ingin mencubit pipi anaknya.

Mencubit pipi bayi atau anak yang terlihat menggemaskan mungkin bagi sebagian orang adalah hal yang biasa. Padahal, kebiasaan ini bisa membuat bayi lebih rentan terkena penyakit. Apalagi jika bayi belum diimunisasi serta belum boleh memakai masker. Kebiasan ini dapat membuat virus atau bakteri lebih mudah masuk ke tubuh bayi.

Alasan sebaiknya tidak cubit pipi anak sembarangan

Sentuhan tangan adalah salah satu jalur penularan virus dan bakteri dari satu orang ke orang lain yang paling umum. Sedangkan bayi, khususnya yang baru lahir, belum memiliki imun tubuh yang cukup kuat untuk melawan berbagai mikroorganisme penyabab penyakit. Imun tubuh bayi baru akan mulai terbentuk sempurna saat memasuki usia 2-3 bulan.

Risiko terpapar dan tertular penyakit juga akan meningkat pada bayi yang lahir prematur. Oleh sebab itu, sebaiknya hindari cubit pipi anak dan bayi sembarangan. Karena kebiasaan ini bisa menjadi jalan masuknya bakteri dan virus yang menyebabkan anak menjadi sakit. Terlebih lagi saat terjadi wabah penyakit tertentu, seperti pandemi Covid-19.
Perlu diingat bahwa infeksi virus dan bakteri yang tidak menyebabkan gejala atau hanya memicu gejala ringan pada orang dewasa, mungkin dapat menyebabkan gejala berat pada bayi bahkan hingga harus dirawat di rumah sakit.

Dampak anak sering disentuh atau dicubit orang lain

Jika banyak orang sering menyentuh dan mencubit pipi anak sembarangan, maka hal ini dapat meningkatkan risiko anak terinfeksi bakteri dan virus penyebab penyakit dari tangan yang kotor. Beberapa jenis penyakit yang bisa menular dari sentuhan termasuk cubit pipi antara lain:

Baca Juga :  Bolehkah Ibu Menyusui Makan Tape? Ini Jawabannya

1. Pilek

Pilek adalah infeksi virus yang menyerang hidung dan tenggorokan. Gejalanya yang paling umum adalah hidung tersumbat dan berair. Bayi dapat terinfeksi pilek salah satunya dari sentuhan orang yang membawa virus penyebab, baik dengan disentuh, dipeluk, diusap atau dicubit pipinya.

Umumnya bayi mengalami pilek 6 hingga 8 kali pada tahun pertama kehidupannya. Hal ini dikarenakan imun tubuhnya belum mengembangkan kekebalan pada berbagai infeksi yang umum. Risiko anak terserang pilek lebih tinggi jika bayi sering berada di keramaian bersama orang dewasa atau anak-anak yang lebih tua.

2. Dermatitis atopik

Dermatitis atopik atau yang sering juga disebut sebagai eksim atopik adalah kondisi kulit yang umum terjadi pada anak dan bayi. Gejalanya berupa kulit yang terlihat kering, kemerahan dan gatal. Sekilas kondisi ini terlihat seperti alergi, tetapi sebenarnya bukan disebabkan oleh alergi.

Dermatitis atopik bukanlah penyakit menular dan hingga saat ini penyebab dermatitis atopik belum bisa dipastikan. Namun, bayi mungkin memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi ini jika memiliki keluarga dengan kondisi yang sama (genetik), imun tubuh yang lemah dan faktor lingkungan.
Saat pipi anak dicubit oleh orang yang tangannya tidak bersih, maka akan ada risiko anak terpapar zat alergen atau penyebab alergi. Alergi adalah salah satu penyebab kambuhnya dermatiti yang paling umum. Ditambah lagi, kulit bayi yang sensitif atau kurang efektifnya mekanisme perlindungan kulit alami bayi dapat membuat kelembapan kulit berkurang, sehingga lebih mudah kering dan kuman lebih mudah kuman masuk.

3. Covid-19

Di masa pandemi covid-19 yang masih berlangsung, bayi juga dapat tertular covid-19 melalui cubitan pipi dan sentuhan orang lain. Terkadang virus menyebabkan gejala ringan atau tanpa gejala pada anak-anak. Meskipun demikian, beberapa bayi dan anak-anak dapat mengalami gejala yang cukup berat karena virus tersebut.

Karena anak-anak di bawah usia 2 tahun tidak boleh memakai masker dan juga belum bisa mendapatkan vaksin Covid-19, maka melakukan pencegahan merupakan cara yang terbaik. Salah satunya dengan tidak membiarkan pipi anak dicubit sembarangan.

Cara melindungi bayi selain dengan melarang orang mencubit atau menyentuh

Sebagai orangtua Anda berhak melarang orang lain menyentuh dan mencubit pipi anak dengan alasan kesehatan. Selain itu sebaiknya lakukan berbagai upaya lainnya sebanyak mungkin untuk melindungi bayi dari dampak sentuhan orang lain.Beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain adalah:

Baca Juga :  Hati-Hati, Makanan Manis Ternyata Juga Mengandung Garam

1. Cuci tangan

Mencuci tangan adalah salah satu kebiasaan terbaik yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan berbagai penyakit. Pastikan Anda dan orang-orang yang sering menyentuh bayi mencuci tangan terlebih dahulu.

2. Menggunakan masker

Di tengah pandemi seperti saat ini, memakai masker telah menjadi keharusan. Meskipun demikian kebiasaan ini mungkin tidak dilakukan saat di rumah. Ada baiknya untuk memakai masker saat berada di sekitar bayi khususnya jika Anda sedang flu.

3. Menyusui

ASI adalah sumber nutrisi terbaik bagi bayi yang menyediakan antibodi, faktor kekebalan, enzim dan sel darah putih yang dapat membantu melindungi bayi dari berbagai infeksi. Jadi jika memungkinkan, berikanlah bayi ASI sebagai sumber makanan utamanya.

4. Vaksinasi

Vaksinasi berfungsi membantu bayi membangun kekebalan untuk menghadapi berbagai jenis infeksi yang dapat mengancam kesehatan. Selalu penuhi jadwal imunisasi yang telah ditetapkan hingga bayi mendapat imunisasi lengkap.

5. Cukup tidur

Tidur cukup juga cara untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi. Pastikan bayi cukup tidur dengan baik sekitar 16 jam sehari.Itulah dampak cubit pipi pada bayi dan cara pencegahannya. Jangan sungkan untuk melarang orang lain menyentuh anak jika demi kesehatan. Anda dapat menjelaskan dengan baik atau menggunakan tanda larangan menyentuh bayi yang menarik untuk diletakkan pada kereta atau gendongan bayi.(*)

(SEHATQ)

Related posts