lensareportase.com, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta melaksanakan translokasi 7 ekor primata dilindungi meliputi Owa Ungko (Hylobates agilis) sebanyak 4 (Empat) ekor, Owa Sarudung (Hylobates lar) sebanyak 1 (Satu) ekor dan Kukang Sumatra (Nycticebus coucang) sebanyak 2 (dua) ekor.
Satwa-satwa tersebut diangkut dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia pada tanggal 13 Agustus 2021 pukul 09.00 dari Bandara Soekarno Hatta, Jakarta menuju Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang.
Semua satwa tersebut dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
Kepala BKSDA Jakarta, Abdul Kodir mengatakan bahwa satwa tersebut merupakan hasil penegakan hukum, penyerahan masyarakat dan evakuasi konflik satwa yang di tampung di Pusat Penyelamatan Satwa Tegal Alur (PPSTA). “Sampai dengan tanggal 13 Agustus 2021, BKSDA Jakarta telah berhasil melakukan translokasi sebanyak 143 ekor satwa dilindungi ke beberapa lokasi yang merupakan habitat alaminya (termasuk 7 ekor primata yang akan di translokasikan ke PPS Alobi),” kata Abdul.
Sebelum dilaksanakan translokasi satwa-satwa tersebut telah melalui serangkaian pemeriksaan kesehatan, sifat dan perilaku dan dinyatakan dalam kondisi sehat dengan sifat liar yang masih terjaga sehingga direkomendasikan untuk translokasi ke PPS Alobi.
Berdasarkan surat Dukungan Translokasi dari Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati nomor: S/420/KKH/AJ/KSA.2/05/2021 tertanggal 24 Mei 2021, satwa-satwa tersebut akan direhabilitasi di Pusat Penyelamatan Satwa Alobi Foundation. PPS Alobi Foundation merupakan PPS binaan BKSDA Sumatera Selatan yang ada di Pangkal Pinang Propinsi Bangka Belitung. Satwa-satwa yang dirawat di PPSTA secara rutin dilakukan pemeriksaan kesehatan dan laboratorium.
Sementara itu, Kepala Balai KSDA Sumatera Selatan, Ujang Wisnu Barata menyampaikan terimakasih kepada para pihak yang telah berkontribusi dalam kegiatan translokasi.
“Jam 10.45 WIB satwa-satwa tersebut telah sampai di Pangkalpinang dan langsung dibawa ke PPS ALOBI. Kami sampaikan apresiasi atas terlaksananya kerja bersama ini, dengan Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati, Balai KSDA Jakarta, Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta, Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkal Balam, Garuda Indonesia, PT. Timah, dan Yayasan ALOBI,” kata Ujang.
Ujang menjelaskan, kolaborasi BKSDA Sumsel dengan Yayasan ALOBI, sejak tahun 2014 telah berhasil melepasliarkan sebanyak ± 7100 ekor individu satwa berbagai jenis. Selanjutnya satwa-satwa itu akan dipantau secara rutin selama proses rehabilitasi oleh petugas BKSDA Sumsel dan Yayasan ALOBI dalam rangka memastikan aspek kesehatan dan perilaku liarnya sebelum kemudian dilepasliarkan.(*)