lensareportase.com, JAKARTA – India menawarkan program pelatihan peningkatan teknologi tepat guna kepada Pemerintah Indonesia.
Hal itu terungkap saat Duta Besar (Dubes) India untuk Indonesia H.E Manoj Kumar Bharti mengunjungi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar di Jakarta pada Kamis (11/8/2022).
Dubes India mengapresiasi kondisi desa-desa di Indonesia yang jauh lebih baik daripada sebagian besar desa-desa yang ada di India.
“Saya telah melakukan kunjungan ke sejumlah desa yang ada disejumlah wilayah seperti Kalimantan, Jawa, Sumatera Utara, Aceh, Bali dan NTT. Saya sangat terkesan dengan kondisi desanya. Saya bisa bilang, desa-desanya jauh lebih bagus dari sebagian besar desa-desa kami,” kata Manoj.
Oleh karena itu, dia berharap adanya kerjasama dalam hal peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut Manoj, Pemerintah India memiliki program pelatihan dan beasiswa dalam bidang Iptek yang sudah berlangsung sejak 1994. Salah satu keungulan program ini adalah penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG).
“Jadi kami selalu punya prinsip untuk lebih menekankan bagaimana penggunaan teknologi itu tidak hanya yang berbiaya besar dan teknologi yang sangat canggih. Tapi, bagaimana kami mengoptimalkan potensi dan keraifan lokal yang ada,” ungkapnya.
Manoj mencontohkan, beberapa tahun lalu India telah mengirim satelit ke Planet Mars yang menjadi pencapaian yang luar biasa. Sehingga India menjadi negara pertama yang sukses mengirimkan satelit ke Mars dalam satu kali percobaan.
“Ini yang saya sebut teknologi kami, ini hasil penelitian kami, dan kami dengan senang hati berbagi dengan negara-negara lain mengenai hal ini melalui program pelatihan dan pendidikan yang ada di negara kami,” paparnya.
Sementara itu, Mendes PDTT menyambut baik kerjasama dalam program pelatihan peningkatan SDM di bidang ilmu engetahuan dan teknologi.
Menurut pria yang akrab disapa Gus Halim ini, Kemendes PDTT menangani tiga hal yang cukup kompleks karena luas. Terutama desa dengan jumlah sebanyak 74.961 desa dengan segala kondisi dan perbedaan budaya, bahasa dari ujung timur ke barat. Selain itu 62 daerah tertinggal dan sekian wilayah daerah transmigrasi.
Gus Halim menjelaskan, Kemendes PDTT miliki 35.000 pendamping desa yang membutuhkan dukungan teknologi Informasi agar bisa memantau day to day, real time terhadap kegiatan dan dinamika yang ada di warga desa.
Mulai dari perencanaan pembangunan, pelaksanaannya, pengawasannya, keterlibatan masyarakat di dalam pembangunan dan segala aspek yang ada di desa-desa.
“Tentu ini sangat membutuhkan dukungan manajemen teknologi informasi yang mumpuni dalam mengolah sedemikian rupa. Itulah makanya, kami sangat berterimakasih dapat tawaran dan tentu kerjasama yang sangat menguntungkan bagi kepentingan pembangunan desa di Indonesia,” kata Gus Halim.(*)
Kemendes PDTT