lensareportase.com, JAKARTA – Banjir yang terjadi pada Jumat lalu (9/7) masih berdampak pada aktivitas masyarakat Aceh Besar, Provinsi Aceh hingga kini. Meskipun sebagian penyintas telah kembali ke rumah masing-masing, sebagian lain masih mengungsi di rumah kerabat.
Data BPBD Kabupaten Aceh Besar pada Minggu (11/7), pukul 08.20 WIB menyebutkan banjir berangsur surut namun genangan masih terjadi di beberapa titik. Pihak BPBD setempat masih melakukan pendataan warga yang masih mengungsi di tempat kerabat. Sebelumnya tercatat 56 KK mengungsi dan sekitar 401 KK terdampak akibat banjir tersebut. Di samping itu, cuaca mendung berpotensi hujan di wilayahnya.
Pada Sabtu (10/7), pukul 21.00 WIB, BPBD Kabupaten Aceh Besar mencatat 11 desa atau gampong yang tersebar di 4 kecamatan terdampak banjir ini. Kesebelas gampong antara lain Gampong Brayeun di Kecamatan Leupung, Gampong Lamsujen, Pudeng, Krueng Kala di Lhoong, Lamgeumok, Ajuen dan Lam Hasan di Peukan Bada serta Lampasie Eungking, Gue Gajah dan Garot di Darul Imarah.
Banjir ini dipicu oleh hujan intensitas tinggi sehingga mengakibatkan debit air beberapa sungai di Kabupaten Aceh Besar meluap. Banjir teridentifikasi pada Jumat lalu (9/7), pukul 09.00 pagi waktu setempat. Saat banjir tinggi muka air antara 20 hingga 50 cm. Kemarin (10/7), wilayah Aceh Besar masih terpantau hujan dengan intensitas ringan hingga sedang dan disertai angin kencang.
Merespons banjir di wilayahnya BPBD segera melakukan penanganan darurat, seperti evakuasi warga dan kaji cepat di lapangan. Selain itu, BPBD berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya serta pemerintah di tingkat desa dan kecamatan terdampak.
*Banjir Kabupaten Muna Surut*
Banjir juga terjadi di Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara pada Kamis lalu (8/7). Namun banjir di wilayah ini telah surut. BPBD Kabupaten Muna melaporkan pada hari ini, Minggu (11/7), warga telah kembali beraktivitas normal. Masyarakat yang mengungsi pun telah kembali ke rumah masing-masing.
Meskipun banjir surut, BPBD setempat masih memantau adanya hujan dengan intensitas ringan pada hari ini.
Data Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat bahwa 4 desa di 2 kecamatan terdampak banjir yang terjadi pada pukul 13.00 Wita itu. Desa terdampak yaitu Desa Wambona di Kecamatan Wakorumba Selatan dan tiga desa lainnya di Kecamatan Batukara. Ketiga des aini yaitu Desa Baluara, Moolo dan Lanobake.
Perkembangan data pada Sabtu (10/7), pukul 23.00 WIB, mencatat kerugian material antara lain 130 unit rumah dan 4 sekolah terendam, drainase sepanjang 750 m tertutup, tanggul 1 unit dan saluran drainase sepanjang 500 m rusak, deker beton 3 unit terancam putus dan jalan provinsi penghubung Kabupaten Buton dan Muna terendam.
Selain infrastruktur, banjir mengakibatkan kebun seluas 10 ha terendam dan hasil panen kelapa terbawa arus 19.600 biji di dua desa. Sedangkan populasi terdampak banjir ini sebanyak 134 KK dan 3 KK mengungsi ke rumah kerabat terdekat. Tidak ada korban jiwa akibat insiden ini.
Banjir yang melanda 2 kecamatan ini dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi sehingga debit air Sungai Wambona meluap. Genangan tersebut diperburuk oleh kondisi air laut pasang serta kiriman air dari wilayah pegunungan yang langsung memasuki permukiman warga. Tinggi banjir saat itu sekitar 50 hingga 130 cm.
Saat banjir terjadi, BPBD Kabupaten Muna segera melalukan penanganan darurat. Bersama instansi terkait lainnya, pihak pemerintah daerah melakukan kaji cepat dan evakuasi warga. Pada Sabtu lalu (10/7), BPBD, Babinsa, dinas sosial dan warga melakukan pembersihan material yang terbawa banjir.
Menyikapi potensi hujan lebat yang disertai kilat atau petir dan angin kencang, BNPB mengimbau warga untuk selalu waspada dan siap siaga. BMKG telah mengeluarkan informasi peringatan dini cuaca dengan potensi tersebut untuk Senin (12/7) di wilayah Bengkulu, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Masyarakat dapat memantau prakiraan cuaca hingga tingkat kecamatan melalui aplikasi Info BMKG atau potensi bahaya maupun risiko di aplikasi inaRISK personal.(*)